Sunday 12 July 2009

Apakah Kau tahu arti rejeki dan jimat

Penglaris, katanya jika mau melancarkan rejeki berusaha harus memiliki jimat atau sesuatu pegangan, benarkah seperti itu apa adanya, bagi sebagian bangsa Indonesia hal itu adalah suatu yang lumrah, tapi sadarkah bahwa hal itu termaksud dalam dosa besar dalam AGAMA yaitu menyekutukan TUHAN. Urusan klenik, memang sangat sulit dilepaskan dari kehidupan masyarakat kita. Animisme dan aroma perdukunan masih kental terasa, Cobalah tengok salah satunya, tindakan sebagian masyarakat yang mengaku BERAGAMA, mereka menggunakan berbagai jimat demi melariskan barang dagangan atau melancarkan rezeki.
Kocek pun dirogoh dalam-dalam hanya untuk mendapatkan jimat, yang dipercaya dapat mendatangkan rezeki yang berlebih.Rezeki oleh TUHAN telah ditentukan pembagianya ada yang mendapat banyak dan ada yang mendapat sedikit, disanalah letak kuasa TUHAN. TUHAN telah menentukan kadar rezeki untuk setiap hamba-Nya, di antara mereka ada yang diberi kelapangan rezeki, sebagian lagi disempitkan rezekinya. Ada yang kaya, dan ada yang papa. Ada yang berlebih dan ada yang pas-pasan. Seorang yang menggunakan jimat untuk meraih kekayaan termasuk dalam kategori yang diharamkan AGAMA. Banyak pejabat yang mendatangi ‘orang pintar’ (baca: dukun) untuk membeli jimat agar kekuasaannya langgeng. Di sisi lain, tidak sedikit para artis mendatangi paranormal (baca: para tidak normal) agar diberikan jimat sehingga ordernya tidak sepi dan dirinya tetap ‘laku’. Untuk yang satu ini, salah seorang teman pernah berkomentar, ‘Wah, udah profesinya merugikan masyarakat, pakai cara-cara yang gak benar lagi’. Jimat pun kerap digunakan oleh para pebisnis dan pedagang untuk menarik minat konsumen.
Amalan-amalan yang tidak jelas asal-usulnya (seperti puasa pati geni, puasa ngebleng, dll) sampai celana dalam pun telah dijajal oleh mereka yang percaya akan keampuhan jimat dalam melariskan dagangan.Rezeki hanya diperoleh dengan kerja keras, keuletan dan tawakal kepada TUHAN, bukan dengan jimat. Beberapa fakta justru membuktikan kegagalan-lah yang akan ditemui oleh mereka yang bergantung pada jimat. Ada yang ludes harta bendanya karena telah mengeluarkan duit dalam jumlah yang banyak untuk memperoleh jimat yang ampuh sementara bisnisnya tak kunjung berhasil. Ada yang mendatangi dukun untuk memperoleh jimat, namun kebangkrutan yang dia temui. Bukan dirinya yang kaya, namun dukunlah yang kaya. Kok bisa kesuksesan dan rezeki dapat diperoleh dengan jimat? Atau jika TUHAN hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka mampu menolak rahmat-Nya?. Katakanlah: "Cukuplah TUHAN bagiku." Kepada-Nyalah orang-orang yang berserah diri bertawakal."

No comments: